Welcome

Met dateng di Napekah Tasarahai...

Sabtu, 20 Februari 2010

prinsip kerja sama n kesantunan zeeeeeeeeeeeerrrrrrrrr...... 3

BAB III
METODE PENELITIAN

Pada Bab III dikemukakan hal-hal yang berkaitan dengan penggunaan metode penelitian, yakni a) pendekatan, b) metode, c) data dan sumber data, d) instrumen penelitian, e) teknik pengumpulan data, f) teknik analisis data, dan g) pengujian keabsahan data.

3.1 Pendekatan
Penelitian ini termasuk jenis analisis wacana. Stubbs (Arifin dan Rani, 2000:8) mengungkapkan bahwa analisis wacana merupakan suatu kajian yang meneliti atau menganalisis bahasa yang digunakan secara alamiah, baik dalam bentuk tulis maupun lisan. Proses belajar-mengajar di kelas mempunyai penggunaan bahasa secara alamiah.
Data tuturan dalam penelitian ini bersifat holistik, kompleks, dinamis, dan penuh makna. Atas dasar sifat data tersebut, peneliti menggunakan pendekatan kualitatif. Dengan pendekatan ini, data ditempatkan pada situasi sosial yang tidak mungkin dijaring melalui pendekatan penelitian kuantitatif. Selain itu, peneliti juga bermaksud memahami situasi sosial secara mendalam, menemukan pola, hipotesis, dan teori yang nantinya akan membantu memecahkan permasalahan pada penelitian ini.

3.2 Metode
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Metode deskriptif merupakan metode yang berusaha menggambarkan sesuatu yang terjadi dengan apa adanya. Dengan kata lain, metode deskriptif ini bertujuan untuk memperoleh informasi-informasi mengenai keadaan dan melihat kaitannya dengan variabel-variabel yang telah ditentukan (Mardalis, 1990:26).
Penelitian ini berupaya untuk mendeskripsikan fenomena dalam proses belajar-mengajar di sekolah secara alamiah. Yang dimaksud dengan alamiah dalam penelitian ini adalah fenomena yang menjadi sasaran penelitian ini tidak dibuat-buat, melainkan akan dideskripsikan sebagaimana adanya. Fenomena itu sendiri dapat dilihat dari penggunaan bahasa guru dan siswa saat interaksi dalam proses belajar-mengajar berlangsung.

3.3 Data dan Sumber Data
Pada pelaksanaan penelitian ini terdapat keterbatasan peneliti dalam merekam penerapan prinsip kerja sama dan kesantunan saat proses belajar-mengajar berlangsung, terutama ketika merekam tindak non-verbal.  Selain itu, subjek penelitian ini hanya terbatas pada satu guru bahasa Indonesia yang mengajar di SMA Negeri 1 Banjarmasin.
Data yang dicari dalam penelitian ini berwujud tuturan. Data tuturan itu meliputi data dalam bentuk interaksi antara guru dengan siswa yang menggambarkan penerapan prinsip melalui maksim-maksim tutur saat proses belajar-mengajar berlangsung. Dalam hal ini, penerapan prinsip dalam tuturan meliputi prinsip kerja sama dan prinsip kesantunan. Prinsip kerja sama terdiri atas maksim kualitas, maksim kuantitas, maksim hubungan (relevansi), dan maksim cara. Sementara itu, prinsip kesantunan didasarkan pada tindakan penyelamatan muka (saving face-act) dan penghindaran tindakan mengancam muka (threatening face-act) yang mencakup tiga strategi utama, yaitu kesantunan positif, kesantunan negatif, dan kesantunan off-record. Kedua prinsip umum dalam tuturan ini dikaitkan dengan tindak tutur representatif, tindak tutur komisif, tindak tutur direktif, tindak tutur ekspresif, dan tindak tutur deklaratif.
Sumber data adalah subjek dari mana data diperoleh (Suharsimi, 2002: 107). Sumber data penelitian ini diperoleh dari guru dan siswa melalui interaksi bahasa yang menerapkan prinsip dalam tuturan selama proses belajar-mengajar berlangsung. Pemilihan sumber data didasarkan pada tujuan yang akan dicari (purposive). Guru yang dijadikan sumber data hanya satu orang. Siswa yang diteliti adalah siswa kelas XI IPA. Pemilihan guru dan kelas didasarkan pada tujuan penelitian dan kewenangan sekolah.

3.4 Instrumen Penelitian
Instrumen merupakan alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap, dan sistematis sehingga mudah diolah (Suharsimi, 2002:136). Peneliti merupakan instrumen utama. Peneliti memegang kendali sebagai penentu fokus penelitian, penentu sumber data, pengumpul data, penilai kualitas data, dan penafsir atau penganalisis data, serta penarik simpulan dari hasil penelitian (Wahyu, 2006: 60).
Instrumen pendukung penelitian ini adalah tape recorder merk Sony WM-GX 100, pedoman observasi, dan pedoman wawancara. Tape recorder digunakan untuk merekam interaksi verbal antara guru dengan siswa, serta perekaman wawancara. Pedoman observasi digunakan pada saat observasi dilakukan di sekolah. Sementara itu, pedoman wawancara digunakan untuk memperoleh data tambahan dalam memberikan tafsiran hasil temuan.

3.5 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data adalah teknik untuk memperoleh data penelitian. Dalam penelitian ini, peneliti yang memegang peran sebagai observer, yang sedang melakukan observasi di kelas. Karl Weick (Rakhmad, 1989:114) mengemukakan pengertian mengenai observasi sebagai pemilihan, pengubahan, pencatatan, dan pengkodean serangkaian perilaku dan suasana yang berkenaan dengan organisme in situ, sesuai dengan tujuan empiris. Sementara itu, observer adalah orang yang melakukan observasi atau pengamatan secara langsung di lapangan.
Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan melalui teknik observasi dan wawancara. Kedudukan peneliti hanya sebagai observer non-partisipant. Dengan observasi, peneliti melakukan perekaman dan pencatatan terhadap gejala yang ditemukan selama penelitian berlangsung. Penggunaan teknik observasi ini mendominasi dalam telaah penelitian. Sementara itu, teknik wawancara dilakukan untuk triangulasi keabsahan data dan tafsiran hasil penelitian.
Tahapan dalam pengumpulan data penelitian ini didasarkan pada prosedur berikut ini.
1)   Perekaman tindak tutur saat proses belajar-mengajar berlangsung di kelas.
2)   Pentranskripsian data rekaman ke dalam bentuk tulisan melalui penyesuaian tulisan dengan penggunaan ejaan bahasa Indonesia yang disempurnakan (EYD).
3)   Penyesuaian data rekaman yang telah ditranskripsikan dengan catatan selama observasi berlangsung.
4)   Pengidentifikasian tindak tutur (representatif, komisif, direktif, ekspresif, dan deklaratif), prinsip kerja sama (kuantitatif, kualitatif, hubungan, dan cara), serta prinsip kesantunan (kesantunan positif, kesantunan negatif, dan off-record).
5)   Pengklasifikasian tindak tutur (representatif, komisif, direktif, ekspresif, dan deklaratif), prinsip kerja sama (kuantitatif, kualitatif, hubungan, dan cara), serta strategi prinsip kesantunan (kesantunan positif, kesantunan negatif, dan off-record).
6)   Mengaitkan penggunaan prinsip kerja sama dan prinsip kesantunan dengan efektivitas pembelajaran.

3.6 Teknik Analisis Data
Analisis data dilakukan selama pengumpulan data, pentranskripsian (dari pita rekaman ke dalam bentuk tulisan), dan penyesuaian dengan catatan peneliti selama observasi berlangsung. Jika terdapat penyimpangan, pada observasi berikutnya akan dilakukan perekaman dan pencatatan yang lebih cermat sehingga tidak terjadi kesalahan yang sama.
Sementara itu, untuk mengetahui kontribusi penerapan prinsip kerja sama dan prinsip kesantunan terhadap efektivitas proses belajar-mengajar di kelas digunakan penilaian efektif dan tidak efektif. Penilaian ini dilihat dari terciptanya situasi yang memungkinkan terjadinya peristiwa komunikatif antara guru dan siswa.
Analisis data penelitian menggunakan model interaktif yang dikembangkan oleh Miles dan Huberman (Wahyu, 2006: 60). Aktivitas dalam analisis data ini meliputi (1) reduksi data, (2) penyajian data, dan (3) verifikasi/penyimpulan. Ketiga tahap tersebut saling berkaitan meskipun dalam pelaksanaannya dibedakan agar kegiatan menjadi sistematis.
Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, mencari tema dan polanya (Wahyu, 2006: 60). Pada pereduksian data dilakukan deskripsi dan identifikasi terhadap penggunaan tindak tutur dan prinsip dalam tuturan yang telah dikumpulkan. Kemudian, data yang telah dideskripsikan dan diidentifikasi itu diklasifikasikan berdasarkan kelompoknya.
Pada tahap penyajian data dilakukan pengkodean dan pembuatan matriks. Pengkodean data menggunakan kaidah sebagai berikut.
1) Tindak tutur yang meliputi pengkodean a) Rep (representatif), b) Kom (komisif), c) Dir (direktif), d) Eks (ekspresif), e) Dek (deklaratif).
2) PKS (prinsip kerja sama) yang meliputi pengkodean a) Kn (kuantitas), b) Kl (kualitas), c) H (hubungan), d) C (cara).
3) PK (prinsip kesantunan) yang meliputi pengkodean a) KP (kesantunan positif), b) KN (kesantunan negatif), c) FR (off record).

Pengkodean digunakan untuk mengidentifikasi fokus yang telah ditentukan. Kemudian, data yang telah diidentifikasi akan ditransformasikan ke dalam bentuk matriks (Analisis Penerapan Prinsip Kerja Sama dan Analisis Penerapan Prinsip Kesantunan, terlampir).
Tahap yang terakhir adalah verifikasi data atau penyimpulan. Tahap ini merupakan proses penginterpretasian terhadap data temuan. Penyimpulan yang dilakukan harus kredibel. Oleh karena itu, dilakukan pengujian terhadap keabsahan data yang ditemukan.

3.7 Pengujian Keabsahan Data
Data yang diperoleh diuji keabsahannya. Pengujian kredibilitas data dilakukan dengan cara memperpanjang waktu pengamatan dan triangulasi. Perpanjangan pengamatan berarti peneliti kembali ke lapangan untuk melakukan pengecekan terhadap data yang diperoleh melalui pengamatan dan wawancara kembali. Perpanjangan pengamatan ini berakhir apabila tidak terjadi perubahan yang signifikan terhadap data. Sementara itu, triangulasi penelitian dilakukan melalui triangulasi sumber, triangulasi teknik, dan triangulasi waktu. Triangulasi sumber dilakukan melalui pengecekan data yang diperoleh dari sumber dan dibandingkan dengan teori yang digunakan dalam penelitian ini. Triangulasi teknik dilakukan melalui pengecekan data dengan teknik yang berbeda. Data yang diperoleh dari hasil observasi, dicek kembali melalui wawancara. Sedangkan triangulasi waktu dilakukan melalui pengecekan terhadap teknik observasi dan wawancara yang telah dilakukan dalam waktu dan situasi yang berbeda.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar